Cerdas Mendunia!

Sunday 30 June 2019

Pameran Elektro UNS 2019


El-Semar atau Elektro Sebelas Maret adalah program pameran proyek kreatif mahasiswa Teknik Elektro UNS yang diselenggarakan setiap akhir semester. Pada akhir semester genap 2019 ini pameran akan dilaksanakan di Perpustakaan UNS. Pameran ini diselenggarakan untuk umum, jadi jangan khawatir kalau kamu bukan anak UNS ataupun masih sekolah SD, SMP, SMA ingin mengunjungi acara ini.

Selain pameran, pada acara ini juga akan diselenggarakan seminar nasional dan workshop yang diisi oleh start-up skala nasional. Jadi kamu juga bisa mencari tahu bagaimana kiat mengembangakan suatu start-up. Jangan lupa catat tanggalnya, 8 Juli 2019 pukul 08.00 sampai selesai. Info lebih lanjut silakan hubungi CP poster dibawah ini.

Share:

Monday 24 June 2019

Mengelola Emosi Buah Hati Menjadi Prestasi


Setiap anak menginginkan perhatian, utamanya dari orang tuanya. Sehingga tidak heran kadang anak melakukan apapun demi mendapatkan perhatian orang tuanya. Jika ia tidak diperhatikan dengan kegiatan baiknya, maka jangan heran ia membuat masalah hanya demi mendapatkan perhatian. Pada pembahasan kali ini akan kita uraikan 5 hal yang bisa dilakukan untuk bisa mengubah emosi buah hati menjadi prestasi.


  1.       Berikan pujian
Pujian merupakan apresiasi dan tanda perhatian kita pada anak. Jangan pelit pujian untuk anak kita. Pujian adalah hal murah yang bisa membangkitkan prestasi anak. Saat ini kebanyakan orang tua lebih memandang kesalahan yang dilakukan anak dari pada kebaikan yang dilakukannya. Sehingga kebaikan sebanyak apapun tidak mendapat pujian tapi kesalahan sekali saja akan mendapat cercaan. Ketika orang tua tidak memberikan pujian atas apa yang dilakukan akan membuat anak tidak dihargai, ia akan mengira berbuat baik atau tidak sama saja. Ini akan tidak baik bagi perkembangan anak.

Dalam memberikan pujian, pilihlah momen yang tepat, pujilah dengan proporsional dan tidak berlebihan serta buatlah pujian yang spesifik atas kebaikan apa yang dilakukan buah hati. Semakin spesifik pujian kita, maka buah hati kita akan paham mana perbuatan yang baik dan dilakukan dan mana yang tidak baik dan harus ditinggalkan.

  1. 2  Hindari kata jangan
Semakin dilarang semakin penasaran, itulah kebanyakan manusia. Selain itu pikiran manusia tidak bisa menerjemahkan kata – kata negative seperti jangan. Misalnya, jika saya minta anda untuk tidak membayangkan burung, pasti dipikiran anda malah terbayang burung. Demikian pula ketika kita meminta anak untuk jangan melakukan itu, maka perbuatan itu malah akan muncul di pikiran anak. Cara yang paling tepat adalah katakana apa yang Anda inginkan. Jika Anda ingin buah hati Anda tenang, maka katakan, “Kalau adek tenang dan belajar adek hebat deh!”, bukan sebaliknya, “Adek, jangan ramai saying!”. Untuk kalimat yang kedua ini pasti yang terbayang adalah kata ramai.

  1. 3.    Marah dengan cerdas
Apa itu marah cerdas? Yaitu marah yang tidak disertai emosi dan dilakukan pada situasi dan kondisi yang tepat. Sebaiknya jika kita belum bisa mengontrol emosi kita, lebih baik kita tidak marah ke anak karena hal ini bisa memberikan efek negative pula. Kita boleh marah pada anak jika anak melakukan kesalahan, tetapi marahlah yang sewajarnya dan berikan nasihat yang baik pada anak. Sehingga anak tahu mana perbuatan yang salah dan ia mau meninggalkan.

  1. 4.    Bandingkan dengan positif
Setiap orang pasti merasa sakit bila dibanding – bandingkan dengan orang lain. Tapi beda halnya dengan perbandingan yang positif. Perbandingan positif dapat mendongkrak semangat buah hati. Contoh perbandingan positif misalnya, “Kakakmu memang rajin sehingga bisa masuk UGM, ayah lihat kamu lebih rajin dari kakakmu, ayah yakin kamu pasti juga bisa!”.

  1. 5.    Beri teladan nyata
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Itulah peribahasa yang meggambarkan anak itu tidak jauh dari orang tuanya. Karena orang tua adalah contoh nyata yang dilihat dan ditiru oleh sang anak. Dari sini kita dapat mengambil pelajaran tentang pentingnya keteladanan dalam mendidik anak. Bahkan keteladanan itu lebih ampuh daripada seribu kata-kata. Sehingga, ingin seperti apa anak kita kelak, maka lakukan itu sekarang.

Demikian 5 hal yang diharapkan mampu mengubah emosi anak menjadi prestasi jika kita bisa melakukannya dengan baik dan sabar dalam membersamai buah hati. Semoga bermanfaat.

Artikel terkait:

Sub: hypnocreativa4
Referensi: Hypnocreativa, Teknik Mengelola dan Mengatasi Emosi Buah Hati menjadi Prestasi.

Share:

Wednesday 19 June 2019

Masa Emas dan Alam Bawah Sadar Anak


Seperti halnya kita, anak kita juga memiliki pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Pikiran manusia ibarat gunung es, yang nampak di permukaan adalah pikiran sadar sedangkan yang tidak nampak adalah pikiran bawah sadar. Dari sini kita tahu betapa besar potensi yang dimiliki oleh pikiran bawah sadar. Kemampuan otak manusia tidak hanya terbatas pada kemampuan analitik, masih banyak kemampuan lain yang tersimpan.


Sebelum kita membahas masa emas dan pertumbuhan alam bawah sadar pada anak, ada baiknya kita singgung sedikit pembahasan tentang otak manusia. Otak manusia terdiri dari dua bagian, otak kanan dan otak kiri. Otak kiri memproses penalaran logis seperti perhitungan dan bahasa. Sedangkan otak kanan memproses keterampilan, seni dan musik.

Selanjutnya, otak memiliki pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Pikiran sadar berfungsi untuk mengenali informasi yang masuk melalui panca indra, membandingkan dengan memori, menganalisa, kemudian memutuskan respon terhadap informasi yang diterima. Sedangkan pikiran bawah sadar berfungsi memproses kebiasaan, perasaan, memori permanen, kepribadian, intuisi, kreativitas dan keyakinan. Antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar dihubungkan oleh suatu celah yang disebut critical factor, yang berfungsi untuk menyaring informasi yang akan masuk dari pikiran sadar menuju pikiran bawah sadar.

Masa emas anak jika ditinjau dari perkembangan pikiran bawah sadar ini dibedakan menjadi tiga tahapan yaitu: tahap pertama saat usia 0-3 tahun, tahap kedua pada usia 3-7 tahun, tahap ketiga pada usia 7-13 tahun. Pada tahap pertama, bayi yang baru lahir pikiran sadarnya belum terbentuk dan pikiran bawah sadar yang mendominasi. Sehingga apapun yang kita berikan atau kita komunikasikan pada bayi akan langsung masuk alam bawah sadarnya. Banyak orang tua yang tidak paham periode ini sehingga sering kali hanya mengajarkan anak bernyanyi nina bobok sebagai pengantar tidur. Masa ini sangat baik untuk memberikan informasi positif misalnya cita-cita Anda, doa anda, harapan Anda, murottal qur’an dan lainya. Karena informasi pada tahap ini akan langsung masuk kea lam bawah sadar.

Tahap kedua. Pada tahap ini, pikiran sadar sudah terbentuk hanya saja critical factor belum ada sehingga informasi yang diterima anak tidak hanya masuk ke pikiran sadar tetapi juga akan diteruskan ke pikiran bawah sadar. Sehingga masa ini adalah periode terbaik untuk membentuk kepribadian anak. Kelebihan masa ini adalah anak sudah bisa diajak berkomunikasi sehingga lebih mudah menyampaikan informasi.

Pada tahapan ketiga critical factor mulai terbentuk dan akan sempurna ketika usia diatas 13 tahun. Dengan adanya critical factor sebagai penghubung antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar yang juga berfungsi sebagai filter informasi yang masuk, maka tidak semua informasi yang diterima pada pikiran sadar dapat diteruskan ke pikiran bawah sadar. Jika informasi yang masuk sesuai dengan nilai dan keyakinan (value & belief) yang dimiliki maka informasi akan masuk ke pikiran bawah sadar, jika tidak maka informasi ditolak dan tidak bisa masuk ke pikiran bawah sadar.

Demikian sedikit pembahasan tentang perkembangan masa emas anak dan hubungannya dengan perkembangan pikiran bawah sadar. Semoga setelah mengetahuinya kita bisa memanfaatkan masa emas anak dengan sebaik-baiknya untuk menanamkan karakter posistif pada anak kita.

Sub: hypnocreativa3
Referensi: Hypnocreativa, Teknik Mengelola dan Mengatasi Emosi Buah Hati menjadi Prestasi.

Share:

Monday 17 June 2019

Pendidikan Anak: Generasi Intan atau Generasi Instan

“Ketika Anda tidak memiliki waktu untuk buah hati Anda ketia ia belia dan membutuhkan Anda, maka tunggulah, diapaun tidak akan memiliki waktu untuk Anda ketika Anda tua di saat Anda membutuhkannya.” Kata – kata mutiara ini pasti akan mengingatkan kita akan pentingnya pendidikan anak dan pentingnya meluangkan waktu kita sesibuk apapun dalam membersamai pendidikan anak. Hal ini senada dengan pepatah lain, “barang siapa menanam, maka dia akan memetik”.


Saya jadi teringat dengan sebuah film dari Singapura yang berjudul I’m not stupid (aku tidak bodoh). Dalam film tersebut digambarkan ada sebuah keluarga dengan dua anak dimana orang tua mereka, baik bapak maupun ibu sangat sibuk bekerja. Bapak – ibu mereka membiayai mereka untuk bersekolah di tempat yang bagus tetapi tidak memberikan waktu untuk mereka saking sibuknya. Bahkan suatu ketika salah seorang anaknya sempat menanyakan berapa penghasilan ayah sehari karena ia ingin membeli waktu ayahnya sehari untuk bisa datang di pertunjukan dramanya di sekolah. Kemudian ia menabung untuk mengumpulkan sejumlah uang itu. Karena sudah mendekati waktu pertunjukan dan belum terkumpul uangnya, ia akhirnya mencuri di kantin. Akan tetapi, ia tertangkap karena rekaman CCTV kantin. Kemudian orang tuanya dipanggil ke sekolah. Mendengar alasan kenapa ia sampai mencuri, orang tuanya menangis dan barulah mereka sadar.

Berdasarkan cerita tersebut maka dapat diambil pelajaran bahwa anak – anak memerlukan perhatian dari orang tuanya. Apalagi disaat mereka sedang mencari jati diri, mereka memerlukan bimbingan, arahan, dan nasihat orang tua agar tidak terjerumus ke pergaualan yang tidak baik.

Selanjutnya ketika kita sudah menyadari akan pentinya meluangkan waktu dalam mendidik anak, maka akan kita bentuk anak kita menjadi generasi intan ataukah generasi instan. Apa perbedaanya? Intan adalah salah satu jenis mineral karbon yang terdapat pada batuan beku. Batuan beku dibentuk oleh magma yang membeku kemudian terjadi proses metamorfisme dengan suhu dan tekanan yang tinggi sehingga berubah menjadi intan. Sedangkan instan adalah cara cepat, mudahnya seperti makanan instan yang bisa disajikan dengan cepat misalnya mie-instan dll. Dari sini kita bisa melihat proses yang berat yang dialami intan membuatnya semakin cantik dan berharga mahal. Sebaliknya, barang instan bisa kita peroleh dengan mudah namun harganya kecil jika dibanding intan.

Intan dan instan tadi adalah suatu analogi dalam pendidikan anak kita. Jika kita menghendaki anak kita berkualitas seperti intan atau menjadi generasi intan maka prosesnya pun berat seperti intan tadi. Tidak ada cara paling efektik untuk melahirkan generasi intan, kecuali keterlibatan orang tua sebagai pendidik yang sadar. Sehebat apapun pelatihan pasti akan usai dan sehebat apapun sekolah pasti akan lulus dan akhirnya diserahkan kembali ke orang tua.

Zaman sekarang ini, tanpa kita sadari, dengan kebiasaan kita yang serba instan, banyak orang tua yang menjadikan anaknya sebagai generasi instan pula. Meraka menuruti atau menyadiakan fasilitas yang lengkap pada anaknya dengan harapan anak bisa tumbuh dengan baik. Apalagi di zaman gadget ini, jika anak menangis maka gadged yang jadi andalan untuk menghibur anak. Saya pun awalnya juga demikian, tetapi saya mulai sadar akan dampak buruk gadged sehingga saya mulai membatasi pemberian gadget pada anak.

Terakhir, proses tidak akan mengecewakan hasil. Artinya usaha keras kita dalam mendidik anak pasti memberikan hasil yang maksimal dan bagitupula sebalinya. Semoga kita bisa menjadi orang tua terbaik untuk anak kita dan melahirkan generasi intan yang bisa membawa kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Aamiin.

Sub: hypnocreativa1

Referensi: Hypnocreativa, Teknik Mengelola dan Mengatasi Emosi Buah Hati menjadi Prestasi.

Share:

Sunday 16 June 2019

Orang Tua dalam Prespektif Pendidikan Anak


Anak merupakan karunia besar yang diberikan Alloh kepada pasangan suami – istri. Setiap pasangan mengharapkan kehadiran anak. Akan tetapi, ternyata tidak semua pasangan tadi mempersiapkan bekal yang matang dalam pendidikan anak. Memiliki anak memerlukan kesiapan dari berbagai sisi, baik dari sisi materi, mental, maupun spiritual.


Anak yang baru lahir ibarat kertas putih tak bernoda, kemudian orang tuanya lah yang membentuknya dengan pendidikan yang diberikan. Menurut penelitian, 90 % permasalahan anak disebabkan oleh kesalahan dan ketidaktahuan orang tua akan cara komunikasi dan penyampaian nilai yang baik pada anak. Sebagaian besar orang tua menganggap anak sebagai objek yang harus nurut sehingga bisa diperintah dan menjalankan setiap perintah yang diberikan padanya. Mereka lupa bahwa anak juga merupakan individu dalam bentuk kecil yang memiliki pikiran, perasaan dan keinginan. Setiap anak memiliki cirri khas masing – masing. Seibu dan sebapak bukan berarti sama dalam sikap dan perilaku.

Sebagai orang tua, kita memiiki tiga pilihan sikap dalam pendidikan anak yaitu orang tua nyasar, orang tua bayar, dan orang tua sadar. Mari kita bahas lebih lanjut ketiganya agar kita bisa lebih jelas mengetahui posisi kita ada di golongan mana dan memutuskan untuk memilih golongan yang lebih baik untuk kita tempati dalam pendidikan anak buah hati kita.
Pertama, orang tua nyasar. Golongan pertama ini adalah orang tua yang memiliki anak tanpa ada persiapan, tidak memiliki ilmu, tidak mau belajar, dan menjadi orang tua menurutnya hanya menjadi beban. Orang tua model ini hanya menjalankan kehidupan sehari – hari dengan perulangan tanpa kemajuan. Akhirnya ia terperangkap dalam kejenuhan rutinitas tetapi tidak berani keluar dari perangkap itu. Antusiasnya merosot dan merasa setiap yang dilakukan anak adalah masalah. Orang tua jenis ini sering mengalami lonely syndrome yaitu merasa kesepian ditengah keramaian orang banyak.

Kedua, orang tua bayar. Orang tua pada posisi ini adalah yang hanya mengandalkan pihak ketiga dalam pendidikan anaknya. Biasanya dilakukan oleh meraka yang tersibukkan dengan kerja dan hanya mengandalkan sekolah dalam pendidikan anaknya. Prinsip dari orang tua bayar adalah uang bisa melakukan segalanya. Jika didapatinya nilai raport anak jelek atau sikap anak kurang baik maka dia akan protes, baginya pengeluaran besar harus sebanding dengan prestasi anak. Sebenarnya golongan ini hampir sama dengan golongan orang tua nyasar, hanya saja memiliki kelebihan perekonomian sehingga pendidikan anak dititipkan ke orang lain, dia hanya tahu bayar.

Ketiga, orang tua sadar. Orang tua yang benar-benar sadar bahwa pendidikan anak adalah tanggung jawab besarnya. Orang tua sadar selalu belajar terus – menerus. Baginya guru adalah partner, sekolah dan tempat kursus adalah mitra dalam pendidikan anaknya. Orang tua sadar paham bahwa mendidik tidak bisa mendadak, karena mendadak tidak bisa mendidik. Untuk itu, ia persiapkan dengan baik projek besarnya dalam pendidikan anak.

Sub: hypnocreativa1
Referensi: Hypnocreativa, Teknik Mengelola dan Mengatasi Emosi Buah Hati menjadi Prestasi.

Share:

Friday 14 June 2019

Istiqamah Setelah Ramadhan


Tanda diterimanya amal adalah Jika amalan baik yang dilakukan menimbulkan amalan-amalan baik lainya. Sebaliknya, amalan buruk akan berbuntut pada amalan buruk selanjutnya. Seperti dikatakan oleh salah seorang ulama salaf :

 “Diantara ganjaran amal shalih adalah amal shalih setelahnya. Dan diantara ganjaran dosa adalah dosa setelahnya.”

Selanjutnya bagaimana dengan amalan kita di bulan Ramadhan? Maka sesuai dengan tanda diterimanya amalan, maka mari kita jaga dan istiqamahkan amalan kita selama bulan Ramadhan. Berikut adalah beberapa amalan yang seharusnya kita jaga setelah bulan ramadhan ini:



1)    Menjaga sholat 5 waktu
Dari Mu’adz bin Jabal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.” (HR. Tirmidzi no. 2616 dan Ibnu Majah no. 3973. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

2)    Menjaga sholat berjamaah
Shalat berjamaah adalah sunah yang sangat ditekankan sesuai sabda Nabi SAW berikut:

 “Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh aku bermaksud hendak menyuruh orang-orang mengumpulkan kayu bakar, kemudian menyuruh seseorang menyerukan adzan, lalu menyuruh seseorang pula untuk menjadi imam bagi orang banyak. Maka saya akan mendatangi orang-orang yang tidak ikut berjama’ah, lantas aku bakar rumah-rumah mereka. (HR. Bukhari dan Muslim).

Sedangkan keutamaan shalat berjamaah adalah pahalanya yang besar hingga 27 derajad.
“Shalat dengan berjamaah itu lebih baik daripada shalat sendirian dengan 27 derajat” (HR. Bukhari dan Muslim).

3)    Menjaga sholat malam
Waktu terbaik untuk melaksanakan shalat malam (qiyamul lail) adalah pada sepertiga malam, jika tidak bisa maka sebelum tidur, jika tidak bisa maka setelah isya seperti shalat tarwaih. Minimal 2 rakaat atau shalat witir saja.

Shalat malam adalah amalan sunah yang sangat diperhatikan Rosul. Sebagaimana disebutkan dalam hadist:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat malam hingga kaki beliau bengkak.”
Ada yang bertanya, “Kenapa Engkau berbuat demikian, wahai Rasulullah? Bukankah Allah telah mengampuni  dosa-dosamu yang terdahulu dan yang akan datang?”

Beliau menjawab, “Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?.” (HR. Al-Bukhari No. 4873; HR. Muslim No. 2819)

4)    Menjaga puasa dengan melakukan puasa shunah
Hal ini karena amalan sunah akan menutup kekurangan amalan wajib. Demikian pula puasa sunah akan menutup kekurangan pada puasa wajib, misalnya dulu ketiga puasa wajib kurang tulus niatnya dll.

Dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 “Barangsiapa yang berpuasa (di bulan) Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan (puasa sunnah) enam hari di bulan Syawwal, maka (dia akan mendapatkan pahala) seperti puasa setahun penuh.” HSR Muslim (no. 1164).

5)    Menjaga bacaan al – qur’an
Nabi SAW sedih karena umatnya mangabaikan al-qur’an seperti yg diabadikan dalam QS al-furqan: 30 yang artinya: Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan".

Banyak sekali pahala membaca al-qur’an, salah satunya seperti disebutkan dalam QS Al Fathir berikut:
 “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30).

Referensi: muslim.or.id

Share:

Translate

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Powered by Blogger.

Flag Counter

Flag Counter