Anak
merupakan karunia besar yang diberikan Alloh kepada pasangan suami – istri.
Setiap pasangan mengharapkan kehadiran anak. Akan tetapi, ternyata tidak semua
pasangan tadi mempersiapkan bekal yang matang dalam pendidikan anak. Memiliki
anak memerlukan kesiapan dari berbagai sisi, baik dari sisi materi, mental,
maupun spiritual.
Anak
yang baru lahir ibarat kertas putih tak bernoda, kemudian orang tuanya lah yang
membentuknya dengan pendidikan yang diberikan. Menurut penelitian, 90 %
permasalahan anak disebabkan oleh kesalahan dan ketidaktahuan orang tua akan
cara komunikasi dan penyampaian nilai yang baik pada anak. Sebagaian besar
orang tua menganggap anak sebagai objek yang harus nurut sehingga bisa
diperintah dan menjalankan setiap perintah yang diberikan padanya. Mereka lupa
bahwa anak juga merupakan individu dalam bentuk kecil yang memiliki pikiran,
perasaan dan keinginan. Setiap anak memiliki cirri khas masing – masing. Seibu
dan sebapak bukan berarti sama dalam sikap dan perilaku.
Sebagai
orang tua, kita memiiki tiga pilihan sikap dalam pendidikan anak yaitu orang
tua nyasar, orang tua bayar, dan orang tua sadar. Mari kita bahas lebih lanjut
ketiganya agar kita bisa lebih jelas mengetahui posisi kita ada di golongan
mana dan memutuskan untuk memilih golongan yang lebih baik untuk kita tempati
dalam pendidikan anak buah hati kita.
Pertama,
orang tua nyasar. Golongan pertama ini adalah orang tua yang memiliki anak
tanpa ada persiapan, tidak memiliki ilmu, tidak mau belajar, dan menjadi orang
tua menurutnya hanya menjadi beban. Orang tua model ini hanya menjalankan
kehidupan sehari – hari dengan perulangan tanpa kemajuan. Akhirnya ia
terperangkap dalam kejenuhan rutinitas tetapi tidak berani keluar dari perangkap
itu. Antusiasnya merosot dan merasa setiap yang dilakukan anak adalah masalah.
Orang tua jenis ini sering mengalami lonely syndrome yaitu merasa kesepian
ditengah keramaian orang banyak.
Kedua,
orang tua bayar. Orang tua pada posisi ini adalah yang hanya mengandalkan pihak
ketiga dalam pendidikan anaknya. Biasanya dilakukan oleh meraka yang
tersibukkan dengan kerja dan hanya mengandalkan sekolah dalam pendidikan
anaknya. Prinsip dari orang tua bayar adalah uang bisa melakukan segalanya.
Jika didapatinya nilai raport anak jelek atau sikap anak kurang baik maka dia
akan protes, baginya pengeluaran besar harus sebanding dengan prestasi anak.
Sebenarnya golongan ini hampir sama dengan golongan orang tua nyasar, hanya
saja memiliki kelebihan perekonomian sehingga pendidikan anak dititipkan ke
orang lain, dia hanya tahu bayar.
Ketiga,
orang tua sadar. Orang tua yang benar-benar sadar bahwa pendidikan anak adalah
tanggung jawab besarnya. Orang tua sadar selalu belajar terus – menerus.
Baginya guru adalah partner, sekolah dan tempat kursus adalah mitra dalam
pendidikan anaknya. Orang tua sadar paham bahwa mendidik tidak bisa mendadak,
karena mendadak tidak bisa mendidik. Untuk itu, ia persiapkan dengan baik
projek besarnya dalam pendidikan anak.
Sub:
hypnocreativa1
Referensi:
Hypnocreativa, Teknik Mengelola dan Mengatasi Emosi Buah Hati menjadi Prestasi.
0 comments :
Post a Comment