Cerdas Mendunia!

Monday 17 June 2019

Pendidikan Anak: Generasi Intan atau Generasi Instan

“Ketika Anda tidak memiliki waktu untuk buah hati Anda ketia ia belia dan membutuhkan Anda, maka tunggulah, diapaun tidak akan memiliki waktu untuk Anda ketika Anda tua di saat Anda membutuhkannya.” Kata – kata mutiara ini pasti akan mengingatkan kita akan pentingnya pendidikan anak dan pentingnya meluangkan waktu kita sesibuk apapun dalam membersamai pendidikan anak. Hal ini senada dengan pepatah lain, “barang siapa menanam, maka dia akan memetik”.


Saya jadi teringat dengan sebuah film dari Singapura yang berjudul I’m not stupid (aku tidak bodoh). Dalam film tersebut digambarkan ada sebuah keluarga dengan dua anak dimana orang tua mereka, baik bapak maupun ibu sangat sibuk bekerja. Bapak – ibu mereka membiayai mereka untuk bersekolah di tempat yang bagus tetapi tidak memberikan waktu untuk mereka saking sibuknya. Bahkan suatu ketika salah seorang anaknya sempat menanyakan berapa penghasilan ayah sehari karena ia ingin membeli waktu ayahnya sehari untuk bisa datang di pertunjukan dramanya di sekolah. Kemudian ia menabung untuk mengumpulkan sejumlah uang itu. Karena sudah mendekati waktu pertunjukan dan belum terkumpul uangnya, ia akhirnya mencuri di kantin. Akan tetapi, ia tertangkap karena rekaman CCTV kantin. Kemudian orang tuanya dipanggil ke sekolah. Mendengar alasan kenapa ia sampai mencuri, orang tuanya menangis dan barulah mereka sadar.

Berdasarkan cerita tersebut maka dapat diambil pelajaran bahwa anak – anak memerlukan perhatian dari orang tuanya. Apalagi disaat mereka sedang mencari jati diri, mereka memerlukan bimbingan, arahan, dan nasihat orang tua agar tidak terjerumus ke pergaualan yang tidak baik.

Selanjutnya ketika kita sudah menyadari akan pentinya meluangkan waktu dalam mendidik anak, maka akan kita bentuk anak kita menjadi generasi intan ataukah generasi instan. Apa perbedaanya? Intan adalah salah satu jenis mineral karbon yang terdapat pada batuan beku. Batuan beku dibentuk oleh magma yang membeku kemudian terjadi proses metamorfisme dengan suhu dan tekanan yang tinggi sehingga berubah menjadi intan. Sedangkan instan adalah cara cepat, mudahnya seperti makanan instan yang bisa disajikan dengan cepat misalnya mie-instan dll. Dari sini kita bisa melihat proses yang berat yang dialami intan membuatnya semakin cantik dan berharga mahal. Sebaliknya, barang instan bisa kita peroleh dengan mudah namun harganya kecil jika dibanding intan.

Intan dan instan tadi adalah suatu analogi dalam pendidikan anak kita. Jika kita menghendaki anak kita berkualitas seperti intan atau menjadi generasi intan maka prosesnya pun berat seperti intan tadi. Tidak ada cara paling efektik untuk melahirkan generasi intan, kecuali keterlibatan orang tua sebagai pendidik yang sadar. Sehebat apapun pelatihan pasti akan usai dan sehebat apapun sekolah pasti akan lulus dan akhirnya diserahkan kembali ke orang tua.

Zaman sekarang ini, tanpa kita sadari, dengan kebiasaan kita yang serba instan, banyak orang tua yang menjadikan anaknya sebagai generasi instan pula. Meraka menuruti atau menyadiakan fasilitas yang lengkap pada anaknya dengan harapan anak bisa tumbuh dengan baik. Apalagi di zaman gadget ini, jika anak menangis maka gadged yang jadi andalan untuk menghibur anak. Saya pun awalnya juga demikian, tetapi saya mulai sadar akan dampak buruk gadged sehingga saya mulai membatasi pemberian gadget pada anak.

Terakhir, proses tidak akan mengecewakan hasil. Artinya usaha keras kita dalam mendidik anak pasti memberikan hasil yang maksimal dan bagitupula sebalinya. Semoga kita bisa menjadi orang tua terbaik untuk anak kita dan melahirkan generasi intan yang bisa membawa kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Aamiin.

Sub: hypnocreativa1

Referensi: Hypnocreativa, Teknik Mengelola dan Mengatasi Emosi Buah Hati menjadi Prestasi.

Share:

0 comments :

Post a Comment

Translate

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Powered by Blogger.

Flag Counter

Flag Counter