Pemilu
serentak tahun 2019 ini beda dari biasanya dan merupakan sejarah baru bagi
Indonesia. Pada pemilu serentak ini dilakukan pemilah Presiden-Wakil Presiden,
DPR-RI, DPD, DPRD-1, dan DPRD-2 dalam satu waktu. Jadi pada saat memilih
seorang pemilih mencoblos 5 kartu suara sekaligus. Dari banyaknya jumlah kartu
suara saja sudah membuat pemilih terkadang pusing, maka apalagi petugas pemilu dalam
hal ini Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Berdasarkan
data dari KPU yang dilaporkan oleh www.cnnindonesia.com
pada Sabtu 5 Mei 2019 saja terdapat 440 orang KPPS meninggal dunia, sementara
petugas yang sakit 3.788 orang. Banyak media yang memberitakan penyebab utama
kejadian ini adalah karena kelelahan bekerja. Lebih detail lagi, meraka yang
sakit bahkan sampai meninggal dunia memang memiliki riwayat sakit sejak awal.
Untuk itu, pada tulisan ini saya akan sharing tentang pengalaman saya ikut
serta menjadi KPPS pada pemilu 2019 ini.
Sebelum
menceritakan pengalaman saya, ada baiknya kita kenalan dulu tentang apa tugas
KPPS. KPPS adalah panitia penyelenggara pemilu yang bertugas langsung di TPS
(Tempat Pemungutan Suara). Setiap TPS terdapat 7 anggota KPPS dan 2 petugas
keamanan. Berikut sekilas tugas masing – masing anggota KPPS:
- KPPS -1 merupakan ketua KPPS yang bertugas memimpin pemungutan suara di TPS dan menandatangani surat suara yang digunakan.
- KPPS – 2 bertugas mengisi nama kecamatan dan kelurahan serta no TPS pada kertas suara
- KPPS - 3 membantu KPPS -1 dan KPPS-2
- KPPS - 4 bertugas menerima formulir C-6 dan mamastikan pemilih belum mencoblos sebelumnya
- KPPS - 5 bertugas menulis absen pemilih setelah mengumpulkan formulir C-6
- KPPS - 6 bertugas memandu pemilih dalam memasukkan kertas suara ke kotak suara
- KPPS – 7 bertugas meminta pemilih untuk mencelupkan cari seusai mencoblos
Pemilu serentak kali ini memakai 5 surat
suara dimana tersedia lima kotak pula sesuai jenis surat suaranya dan
dokumen-dokumen lain untuk pencatatan hasilnya. Pemilu ini merupakan kali
pertama saya ikut sebagai KPPS. Hanya 2 anggota KPPS kami yang sudah
berpengalaman. Pernah berbincang dengan ketua KPPS kami, anggota KPPS sekarang
memang dipilih banyak anak muda dengan tujuan regenerasi kedepannya. Dan pemilihan
ini pun tepat pada akhirnya karena memang banyak sekali pekerjaan yang harus
dilakukan.
Kegiatan dimulai pukul 06.00 dimana
anggota KPPS, saksi, dan panwas sudah siap, kemudian TPS dibuka untuk pemilih
pada pukul 07.00. Agenda awal adalah membuka kotak suara dan merekap
isinya.Walau agak pusing saking banyaknya form, akhirnya selesai juga direkap
dan segera membuka TPS untuk pemilih. Selanjutnya kami menempati posisi masing
– masing.
Pencoblosan dilakukan pukul 07.00 sampai
pukul 13.00 berjalan lancar. Selanjutnya kami istirahat bergantian dan
dilanjutkan dengan perhitungan suara. Perhitungan suara dimulai dari Kotak
Pasangan Presiden, untuk perhitungan ini berjalan lancar dan beres. Selanjutnya
perhitungan dilanjutkan pada Kotak DPR-RI, pada perhitungan ini cukup rumit
karena perhitungan terdiri dari caleg dan dua puluh partai peserta pemilu. Pada
perhitungan ini juga ada yang namanya surat suara sah partai dan sah caleg.
Pada perhitungan pertama ini agak lama dan selesai sekitar mahrib.
Kemudian istirahat sebentar dan
dilanjutkan perhitungan 3 kotak selanjutnya. Karena sudah belajar dari
perhitungan kotak DPR-RI kali ini bisa lebih cepat. Perhitungan seluruh kotak
suara selesai pukul 22.00. Lega rasanya. Sekarang selanjutnya merekap hasil ke
formulir-formulir yang tersedia. Salah satu formulir yang cukup dikenal adalah
form C1 dimana berisi rekap hasil perhitungan suara.
Pengisian C1 selesai, formulir lain juga
sudah, selanjutnya dikemas ke amplop yang telah disediakan. Disini ada masalah
lagi, ternyata harus disalin banyak, akhirnya menyalin lagi. Sekitar jam 23.00
baru selesai. Semua anggota sudah lelah nampaknya. Bahkan ada yang asam lambung
naik. Tetapi berkat kerja sama dan kerja keras semua anggota akhirnya pukul
24.00 selesai semuanya dan siap kirim ke PPS di Kelurahan. Dengan berkendara
motor, kami mengirim kotak suara beserta rekap hasil perhitungan suara yang
sudah disegel. Setelah dicek oleh petugas PPS dan lengkap semua, akhirnya kami
bisa pulang pukul 01.00 dini hari, itu pun ketika melewati TPS lain masih ada
yang belum selesai.
Bahkan ada juga di pemberitaan media ada
TPS yang shubuh baru selesai melakukan perhitungan. Kerja 24 jam. Maka tak
heran jika banyak yang jatuh sakit karena kelelahan bahkan yang memiliki
riwayat penyakit sampai meninggal dunia. Harapannya kedepannya pemerintah lebih
memperhatikan mekanisme pemilu sehingga tidak menyebabkan jatuhnya korban dari
kalangan panitia pemilu. Begitulah sekilas pengalaman saya selama menjadi
anggota KPPS. Cukup sibuk dan lelah, tapi saya lega dan bangga.
0 comments :
Post a Comment