Budidaya lele begitu menjamur
di seluruh provinsi di Indonesia. Masalah utama dari budidaya lele adalah biaya
pakan berupa pellet yang mahal sehingga perlu dicari solusinya. Ikan lele
sendiri memiliki sifat noktural artinya aktif bergerak mencari makan pada malam
hari. Ikan lele adalah pemakan hewan dan pemakan bangkai, sehingga salah satu
cara yang dilakukan untuk penghematan pakan pellet, bisanya peternak lele
memberikan bangkai sebagai makanan lele.
Salah satu cara yang terkenal
dalam budidaya lele adalah system bioflok. Sistem ini terbukti dapat menghemat
pakan lele. Kalian mungkin sudah banyak mendengar tentang system budidaya
bioflok ini. Sistem ini identic dengan pemakaian kolam bundar. Akan tetapi, tidak
semua pengguna kolam bundar memakai Teknik bioflok ini. Sebenarnya apa itu
bioflok?
Bioflok berasal dari kata bios
yang artinya kehidupan dan floc yang artinya gumpalan. Jadi bioflok
adalah kumpulan dari berbagai organisme (bakteri, jamur, protozoa, cacing dll)
yang tergabung dalam gumpalan. Teknologi bioflok pada awalnya merupakan adopsi
dari teknologi pengolahan limbah lumpur aktif secara biologi dengan melibatkan
aktivitas mikroorganisme seperti bakteri.
Budidaya ikan dengan
menerapkan Teknik biofloc berarti memanfaatkan bakteri/ mikroba yang
menguntungkan untuk menjaga kondisi media budidaya (air). Seperti dapat dilihat
dari gambar dibawah ini. Bioflok terbentuk dari sisa pakan yang tidak termakan
dan kotoran lele yang diolah oleh bakteri menjadi bioflok yang dapat dimakan kembali
oleh lele serta tidak merusak kondisi air kolam.
Untuk menciptakan system biolfok
diperlukan bakteri beserta kondisi yang mendukung kehidupan bakteri (probiotik)
pembentuk bioflok. Komponen yang diperlukan bakteri bioflok untuk hidup adalah
makanan dan oksigen. Untuk itu, pada system biolfok selain diberikan probiotik
(bakteri) diberikan pula prebiotik (makanan bakteri) ke dalam kolam. Sedangkan oksigen
diperoleh dengan menggunakan aerator. Prebiotik yang sering dipakai biasanya
molase (tetes tebu).
Keuntungan dari system bioflok
adalah:
- Sedikit dalam penggantian air karena kualitas air lebih terjaga
- Tidak tergantung sinar matahari
- Padat tebar lebih tinggi, mencapai 3000 ekor/m3
- Produktivitas tinggi
- Efisien pakan (FCR-food consumption ration mencapai 0.7)
- Efisien dalam pemanfaatan lahan
- Ramah lingkungan
Referensi:
Buku Saku, Budidaya Ikan Lele
Sistem Bioflok, Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya, 2017.