Cerdas Mendunia!

Thursday, 27 December 2018

Kursus Mobil Sekali Jadi


Bisa mengemudikan mobil atau nyetir memang sudah lama menjadi keinginanku. Akan tetapi, keinginan ini tertunda pasalnya mobilnya belum punya. Banyak teman dan tetangga yang belum punya mobil juga sudah pandai nyetir. Contoh saja, tetangga sebelah, yang berprofesi sebagi sopir, sempat heran saya, karena Bapaknya seorang sopir anak – anaknya bisa nyetir, padahal mereka tidak ada mobil, disitu kadang saya mengira nyetir mobil adalah salah satu bakat turunan.


Masih manjadi momok bagi saya dalam mengemudikan mobil adalah, bagaimana cara memperkirakan dimensi mobil, misal pada saat ingin mendahului atau melalui orang yang sedang jalan misalnya, cara memperkirakan jarak aman bagaimana. Kalau dibandingkan dengan motor, motor lebih mudah dikendarai bagi saya karena pertama dimensinya kecil sehingga lebih mudah memperkirakan, kedua kendali motor ada di tengah, sehingga perkiraan kanan kiri lebih mudah. Kalau mobil kan setirnya ada disisi kanan. Sempat saya terbayang mengendarai mobil F1 tentu akan lebih mudah karena setirnya ada di tengah, atau kenapa mobil setirnya tidak dibuat seperti setang motor macam bajaj.

Satu hari saya diajak oleh senior kerja saya untuk ikut penelitian mobil hybrid. Apa itu mobil hybrid? Yaitu mobil yang sumber energinya ada dua, ini mobil punya mesin dan punya baterai. Jadi mobil ini memakai tenaga campuran antara mesin dan baterai untuk bergerak. Dengan adanya sumber energi baterai, tentu saja konsumsi BBM mobil ini akan lebih hemat.

Singkat cerita, saya yang belum pernah bisa nyetir mobil ini lakok diikut sertakan dalam penelitian yang mana harus nyetir mobilnya. Tetapi saya berpikiran positif, ini kesempatan bagi saya untuk bisa belajar nyetir mobil, lagi pula nanti boleh memakai mobilnya gratis. Akhirnya saya, dengan nekat, bersedia bergabung penelitian tersebut. Dari sinilah saya terdorong harus ikut kursus setir mobil, masih ada waktu dua minggu sebelum penelitian dimulai.

Saya yang tinggal di pinggiran Kota Solo langsung saja mencari tempat kursus setir mobil terdekat. Saya menemukan Sekolah Mengemudi ARTA JAYA yang berlokasi di Jaten. Walaupun ratingnya di google kurang banyak, tapi karena searah dengan rumah akhirnya saya pilih. Saya ambil kursus pada bulan Oktober 2018 dengan biaya pendaftaran Rp 30.000. Disana ada lima pilihan paket yaitu paket 6, 7, 8, 9, 10 dimana menunjukkan jumlah pertemuan. Saya ambil paket 6 dimana ada 6 kali pertemuan dangan biaya Rp 370.000 dan setiap pertemuan adalah 1 jam. Untuk jadwal bisa kondisional dikomunikasikan dengan pelatih. Materi yang diajarkan sesuai yang dibrosurnya adalah: teori, praktek jalan raya, praktek tanjakan, praktek parkir, praktek mundur, dan rute bebas.


Karena hanya ada waktu dua minggu untuk belajar maka saya seriusi kursus ini, lagian sudah bayar mahal. Hari pertama kursus dimulai. Mobil yang dipakai cukup memuaskan, Terios 2018. Dimulai dengan teori singkat yang memperkenalkan bagian – bagian mobil, kemudian saya langsung diajak cus jalan di jalan raya. Karena baru pertemuan pertama, saya minta 1 jam saja dan rute pedesaan. Kesulitan pertama yang saya temui adalah memadukan konsentrasi antara tangan dan kaki, dimana tangan harus konsentrasi memagang setir dan sesekali presneling, sedangkan kaki harus di kopling dan gas rem. Gas dan rem awalnya memang tersendat, tatapi bukan masalah besar dan bisa teratasi. Masalah besarnya adalah seperti saya bilang diawal yaitu memperkirakan lebar mobil sehingga waktu melewati atau mendahului aman. Kata orang itu pakai feeling, tapi saya yang baru pertama belum ada feeling itu. Saran pelatih, kondisi kanan dan kiri itu bisa dilihat dari spion, tapi kalau bisa jangan terlalu sering lihat spion nanti jadi tidak konsen yang didepan. Akhirnya latihan sesi pertama selesai dengan dua catatan, kopling sering lupa dan masih terlalu sering lihat spion. Masih agak tegang juga karena mungkin ini yang pertama.

Lanjut pertemuan sesi 2 dan 3 saya gabung, jadi 2 jam sekaligus. Untuk sesi kali ini, rute diperpanjang dan juga masuk perkotaan. Pertemuan kedua malah lebih nerves dibanding pertemuan pertama pasalnya masuk perkotaan yang crowded jadi harus extra hati – hati agar tidak membahayakan orang lain. Lagi – lagi antara tangan dan kaki belum bisa sinkron. Selagi tangan memegang setir dan konsentrasi pada jalan di depan, kaki terkadang lupa kopling sehingga mesin hampir mati. Untuk pelatih membantu kopling. Sekeder info, mobil untuk kursus biasanya di kursi penumpang depan tempat pelatih juga ada pedal rem dan kopling untuk membantu para pengemudi awam seperti saya. Kali ini, saking nervernya tangan saya sampai gemetar sehingga kadang secara tak sadar mobil berbelok. Selesai juga sesi 2 dan 3 kali ini dengan catatan yang hampir sama dengan sesi sebelumnya yaitu feeling jalan belum dapat dan kopling saring lupa.

Sesi 4 saya ambil satu jam saja, berkaca dari sesi 2 jam sebelumnya, ternyata semakin lama malah makin tidak konsen. Pada pertemuan ini adalah materi tanjakan. Pelatih mengarahkan saya untuk membawa mobil ke jalan tanjakan yang cukup sepi dan bisa untuk saya berlatih. Cukup ribet ternyata latihan tanjakan dengan mobil transmisi manual ini. Cara pertama adalah lepas kopling setangah sampai mesin mobil bergetar, kemudian baru lepas rem kaki dan lanjut tambahkan gas. Cara kedua adalah dengan hand rem, caranya yaitu lepas kopling separo hingga mobil bergetar, gas sedikit sampai rpm mesin sekitar 1000 kemudian lepas hand rem. Sedangkan untuk memperkirakan apakah jalan miring atau tidak jika kemiringannya kecil kecil adalah, coba lepas rem, jika mobil mundur sgera rem lagi, berarti jalan menanjak. Kedua cara tadi masih terlalu komplek bagi pemula macam saya.

Tinggal dua sesi dan rencana mau saya gabung menjadi satu pertemuan yaitu sesi 5 dan 6. Semua teori sudah disampaikan dan kata pelatihnya bisa tak bisa itu urusan Anda kewajiban mereka adalah menyampaikan materi sesuai kurikulum yang ada. Pertemuan terakhir materi yang tersisa yaitu latihan mundur dan parkir. Untuk latihan parkir ini saya diajak ke suatu tempat yang ada dua pohon berdiri. Anggap kedua pohon itu adalah lebar garasi mobil atau mobil di kanan – kiri parkiran. Latihannya berupa parkir mobil mundur dan dicoba dari sisi kiri maupun sisi kanan. Latihan parkir mundur sukses. Sesi terakhir seiring berakhirnya kursus saya catatan besarnya adalah, lupa kopling sedangkan feeling jalan sudah lumayan dapat.

Artikel selanjutnya: Tips Kursus Mobil Langsung Bisa

Share:

0 comments :

Post a Comment

Translate

Tentang Penulis

Tentang Penulis
Powered by Blogger.

Flag Counter

Flag Counter