Bisa mengemudikan mobil atau nyetir memang sudah lama
menjadi keinginanku. Akan tetapi, keinginan ini tertunda pasalnya mobilnya
belum punya. Banyak teman dan tetangga yang belum punya mobil juga sudah pandai
nyetir. Contoh saja, tetangga sebelah, yang berprofesi sebagi sopir, sempat
heran saya, karena Bapaknya seorang sopir anak – anaknya bisa nyetir, padahal
mereka tidak ada mobil, disitu kadang saya mengira nyetir mobil adalah salah
satu bakat turunan.
Masih manjadi momok bagi saya dalam mengemudikan mobil
adalah, bagaimana cara memperkirakan dimensi mobil, misal pada saat ingin
mendahului atau melalui orang yang sedang jalan misalnya, cara memperkirakan
jarak aman bagaimana. Kalau dibandingkan dengan motor, motor lebih mudah
dikendarai bagi saya karena pertama dimensinya kecil sehingga lebih mudah
memperkirakan, kedua kendali motor ada di tengah, sehingga perkiraan kanan kiri
lebih mudah. Kalau mobil kan setirnya ada disisi kanan. Sempat saya terbayang
mengendarai mobil F1 tentu akan lebih mudah karena setirnya ada di tengah, atau
kenapa mobil setirnya tidak dibuat seperti setang motor macam bajaj.
Satu hari saya diajak oleh senior kerja saya untuk ikut
penelitian mobil hybrid. Apa itu mobil hybrid? Yaitu mobil yang sumber
energinya ada dua, ini mobil punya mesin dan punya baterai. Jadi mobil ini
memakai tenaga campuran antara mesin dan baterai untuk bergerak. Dengan adanya
sumber energi baterai, tentu saja konsumsi BBM mobil ini akan lebih hemat.
Singkat cerita, saya yang belum pernah bisa nyetir mobil
ini lakok diikut sertakan dalam penelitian yang mana harus nyetir mobilnya.
Tetapi saya berpikiran positif, ini kesempatan bagi saya untuk bisa belajar
nyetir mobil, lagi pula nanti boleh memakai mobilnya gratis. Akhirnya saya,
dengan nekat, bersedia bergabung penelitian tersebut. Dari sinilah saya
terdorong harus ikut kursus setir mobil, masih ada waktu dua minggu sebelum
penelitian dimulai.
Saya yang tinggal di pinggiran Kota Solo langsung saja
mencari tempat kursus setir mobil terdekat. Saya menemukan Sekolah Mengemudi
ARTA JAYA yang berlokasi di Jaten. Walaupun ratingnya di google kurang banyak,
tapi karena searah dengan rumah akhirnya saya pilih. Saya ambil kursus pada
bulan Oktober 2018 dengan biaya pendaftaran Rp 30.000. Disana ada lima pilihan
paket yaitu paket 6, 7, 8, 9, 10 dimana menunjukkan jumlah pertemuan. Saya
ambil paket 6 dimana ada 6 kali pertemuan dangan biaya Rp 370.000 dan setiap
pertemuan adalah 1 jam. Untuk jadwal bisa kondisional dikomunikasikan dengan
pelatih. Materi yang diajarkan sesuai yang dibrosurnya adalah: teori, praktek
jalan raya, praktek tanjakan, praktek parkir, praktek mundur, dan rute bebas.
Karena hanya ada waktu dua minggu untuk belajar maka saya
seriusi kursus ini, lagian sudah bayar mahal. Hari pertama kursus dimulai.
Mobil yang dipakai cukup memuaskan, Terios 2018. Dimulai dengan teori singkat
yang memperkenalkan bagian – bagian mobil, kemudian saya langsung diajak cus
jalan di jalan raya. Karena baru pertemuan pertama, saya minta 1 jam saja dan
rute pedesaan. Kesulitan pertama yang saya temui adalah memadukan konsentrasi
antara tangan dan kaki, dimana tangan harus konsentrasi memagang setir dan
sesekali presneling, sedangkan kaki harus di kopling dan gas rem. Gas dan rem
awalnya memang tersendat, tatapi bukan masalah besar dan bisa teratasi. Masalah
besarnya adalah seperti saya bilang diawal yaitu memperkirakan lebar mobil
sehingga waktu melewati atau mendahului aman. Kata orang itu pakai feeling,
tapi saya yang baru pertama belum ada feeling itu. Saran pelatih, kondisi kanan
dan kiri itu bisa dilihat dari spion, tapi kalau bisa jangan terlalu sering
lihat spion nanti jadi tidak konsen yang didepan. Akhirnya latihan sesi pertama
selesai dengan dua catatan, kopling sering lupa dan masih terlalu sering lihat
spion. Masih agak tegang juga karena mungkin ini yang pertama.
Lanjut pertemuan sesi 2 dan 3 saya gabung, jadi 2 jam
sekaligus. Untuk sesi kali ini, rute diperpanjang dan juga masuk perkotaan.
Pertemuan kedua malah lebih nerves dibanding pertemuan pertama pasalnya masuk
perkotaan yang crowded jadi harus extra hati – hati agar tidak membahayakan
orang lain. Lagi – lagi antara tangan dan kaki belum bisa sinkron. Selagi
tangan memegang setir dan konsentrasi pada jalan di depan, kaki terkadang lupa
kopling sehingga mesin hampir mati. Untuk pelatih membantu kopling. Sekeder
info, mobil untuk kursus biasanya di kursi penumpang depan tempat pelatih juga
ada pedal rem dan kopling untuk membantu para pengemudi awam seperti saya. Kali
ini, saking nervernya tangan saya sampai gemetar sehingga kadang secara tak
sadar mobil berbelok. Selesai juga sesi 2 dan 3 kali ini dengan catatan yang
hampir sama dengan sesi sebelumnya yaitu feeling jalan belum dapat dan kopling
saring lupa.
Sesi 4 saya ambil satu jam saja, berkaca dari sesi 2 jam
sebelumnya, ternyata semakin lama malah makin tidak konsen. Pada pertemuan ini
adalah materi tanjakan. Pelatih mengarahkan saya untuk membawa mobil ke jalan
tanjakan yang cukup sepi dan bisa untuk saya berlatih. Cukup ribet ternyata
latihan tanjakan dengan mobil transmisi manual ini. Cara pertama adalah lepas
kopling setangah sampai mesin mobil bergetar, kemudian baru lepas rem kaki dan
lanjut tambahkan gas. Cara kedua adalah dengan hand rem, caranya yaitu lepas
kopling separo hingga mobil bergetar, gas sedikit sampai rpm mesin sekitar 1000
kemudian lepas hand rem. Sedangkan untuk memperkirakan apakah jalan miring atau
tidak jika kemiringannya kecil kecil adalah, coba lepas rem, jika mobil mundur sgera
rem lagi, berarti jalan menanjak. Kedua cara tadi masih terlalu komplek bagi
pemula macam saya.
Tinggal dua sesi dan rencana mau saya gabung menjadi satu
pertemuan yaitu sesi 5 dan 6. Semua teori sudah disampaikan dan kata pelatihnya
bisa tak bisa itu urusan Anda kewajiban mereka adalah menyampaikan materi
sesuai kurikulum yang ada. Pertemuan terakhir materi yang tersisa yaitu latihan
mundur dan parkir. Untuk latihan parkir ini saya diajak ke suatu tempat yang
ada dua pohon berdiri. Anggap kedua pohon itu adalah lebar garasi mobil atau
mobil di kanan – kiri parkiran. Latihannya berupa parkir mobil mundur dan
dicoba dari sisi kiri maupun sisi kanan. Latihan parkir mundur sukses. Sesi
terakhir seiring berakhirnya kursus saya catatan besarnya adalah, lupa kopling
sedangkan feeling jalan sudah lumayan dapat.
Artikel selanjutnya: Tips Kursus Mobil Langsung Bisa
0 comments :
Post a Comment